Belajar dari Buku Rich Dad Poor Dad — Mengubah Cara Pikir Tentang Uang

Azzizah L Nastiti
5 min readMay 8, 2018

#2

Rich Dad Poor Dad. Bagi yang pertama mendengarnya, mungkin akan mengira itu adalah buku novel. Beberapa kali saya pernah memposting gambar cover buku tersebut sebagai instastory saya. Dan ada beberapa yang bertanya, itu novel tentang apa. Hal itu pun terjadi kepada saya ketika saya belum membaca buku tersebut. Dalam bayangan saya, itu adalah buku novel tentang seorang anak yang memiliki 2 ayah, ayah yang kaya dan ayah yang miskin. Ceritanya yaitu mengajarkan bagaimana menjadi ayah yang baik. Saya tertawa. Setelah saya membeli buku tersebut, itu buku tentang bisnis atau manajemen. Bukan novel.

Buku Rich Dad Poor Dad yang ditulis Robert T. Kiyosaki membuka pikiran saya tentang uang. Eits. Tapi jangan membuat ekspektasi terlebih dahulu, bahwa ini akan mengajari Anda tentang bagaimana mencari uang yang banyak. Tidak. Buku ini adalah buku pertama dari 18 buku laris yang telah ditulis Robert Kiyosaki. Tujuan buku ini adalah untuk membuka dan mengubah cara pikir tentang uang. Buku ini berisi pendahuluan, sembilan bab, dan pemikiran akhir dengan ketebalan buku 240 halaman. Saya akan menyampaikan garis besarnya berdasarkan pemahaman yang saya tangkap.

Sesuai dengan judulnya, Rich Dad Poor Dad, buku ini menceritakan tentang sosok dua ayah yaitu Ayah Miskin -ayah kandung Robert- dan Ayah Kaya -ayah sahabat Robert bernama Mike-. Disini dikisahkan Ayah Miskin harus selalu berjuang dalam hal keuangan, sedangkan Ayah Kaya menjadi salah satu orang terkaya di Hawaii. Kedua Ayah itu memiliki cara yang berbeda dalam memberi nasihat dan berpikir. Ada dua sudut pandang, sudut pandang orang kaya dan sudut pandang orang miskin. Misalnya, ayah yang satu mengatakan “Saya tidak mampu membelinya”, ayah yang lain mengajak untuk berpikir “Bagaimana saya membelinya?”

Dari contoh pertama, saya bisa menangkap bahwa kalimat “Saya tidak mampu membelinya” membuat otak saya berhenti bekerja, menjadi malas dan tidak kreatif. Sedangkan pertanyaan “Bagaimana saya membelinya?” melatih otak saya harus bekerja, berpikir dan mencari cara.

Pelajaran pertama dalam buku ini, Robert ingin menjadi kaya dan belajar dengan Ayah Kaya di usia 9 tahun. Ayah Kaya menyuruh Robert dan Mike untuk bekerja di toko swalayan Ayah Kaya di hari Sabtu selama 3 jam dengan upah 10 sen per jam. Hingga suatu ketika Robert tidak tahan dan menuntut untuk kenaikan upah. Di pelajaran pertama ada banyak percakapan antara keduanya. Intinya adalah, Ayah Kaya ingin mengubah cara pikir bahwa orang kaya tidak bekerja untuk uang. Kemudian Ayah Kaya menguji Robert untuk tetap bekerja, tanpa upah. Setelah 3 minggu, Ayah Kaya, Robert dan Mike berbincang santai. Lalu Ayah Kaya menguji mental mereka dengan menawarkan upah yang lebih tinggi dari upah mereka sebelumnya. 25 sen per jam. Tawaran itu terus dinaikkan dan membuat jantung Robert berdegub kencang, tergoda. Ia membayangkan akan menjadi anak terkaya pada saat itu dan bisa membeli apapun yang ia mau. Dan ketika tawaran itu mencapai nominal yang tidak logis untuk upah anak usia 9 tahun, godaan itu berubah menjadi rasa tenang. Ayah Kaya menjelaskan bahwa perasaan takut tidak memiliki uang, apabila dihadapi dengan tindakan secara emosional, itulah yang membuat emosi mengendalikan pikiran. Akibatnya, ketika mendapatkan uang, emosi gembira, hasrat, dan ketamakan akan bereaksi, bukannya berpikir. Ketakutan itu akan terus ada dan membuat sebuah pola, yaitu bangun, bekerja, menghasilkan uang, membayar tagihan, dan berharap ketakutan itu akan hilang. Ayah Kaya menyebutnya Balap Tikus. Bekerja untuk uang dan uang mengendalikan hidup.

Saya ingat ketika saya masih menjadi mahasiswa, saya ditawari sebagai freelancer illlustrator untuk sebuah project game. Saya belum berpengalaman dan saya tidak tahu, berapa upah yang pantas untuk hasil kerja saya, karena saya belum pernah bekerja di bidang tersebut sebelumnya. Ketika diberi tawaran upah $500, saya membenarkan apa yang saya baca, pada saat itu saya kaget dan berencana untuk membeli ini dan itu. Untuk seorang pemula, itu adalah nominal yang besar bagi saya. Saya mengalokasikan $300 untuk membayar kuliah, sisanya untuk belanja dan bertahan hidup. Dan benar, akhirnya muncul rasa takut tidak memiliki uang. Karena saya belum bekerja lagi setelah itu, yang saya lakukan adalah menghemat uang dengan cara yang berlebihan hingga akhirnya mengorbankan kesehatan saya. Untuk mengatasi ketakutan saya, saya mencoba menjadi reseller sepatu secara online dari Bandung dan Tangerang. Namun itu tidak bertahan lama, saya tidak bisa fokus berjualan karena kurangnya pengetahuan tentang time management, teknik marketing dan bagaimana menyimpan uang untuk jangka panjang.

Di bab selanjutnya, buku tersebut membahas pentingnya “melek” keuangan serta pengetahuan tentang aset dan liabilitas. Ada banyak tokoh yang dikisahkan di bab tersebut mengenai akibat tidak “melek” keuangan. Secara sederhana, aset adalah sesuatu yang dapat memasukkan uang ke kantong Anda atau menjadi penghasilan. Sedangkan liabilitas adalah sesuatu yang dapat mengeluarkan uang dari kantong Anda atau menjadi pengeluaran. Di buku tersebut, aset yang dicontohkan adalah real estate, saham, obligasi, aset kertas, dan kekayaan intelektual. Sedangkan liabilitas dicontohkan seperti cicilan mobil, pinjaman pendidikan dan utang kartu kredit. Dalam penjelasannya, arus kaslah yang menceritakan bagaimana seseorang mengelola uangnya.

Setelah membaca bab tersebut, saya membenarkan apa yang ditulis Pak Robert. “Seseorang bisa sangat terdidik, sukses secara profesional, tapi buta keuangan”. Saya merasa selama sekolah saya tidak pernah diajari bagaimana mengelola keuangan yang baik. Saya hanya tahu cara menghitung Debit, Kredit, dan Saldo. Saya hanya menulis berapa uang yang saya punya, apa yang telah saya beli, dan berapa uang yang masih tersisa. Dan saya tidak tahu, bahwa uang yang saya keluarkan dan saya belanjakan adalah berupa liabilitas.

Ayah Kaya berpesan dalam buku tersebut, “Kau ingin tahu sedikit tentang banyak hal”, bekerja untuk belajar, jangan bekerja untuk uang, dan beranilah. Apa yang ada di kepala Anda-lah yang menentukan apa yang ada di tangan Anda. Uang hanyalah gagasan. Ada tiga jenis penghasilan di dunia akuntansi, yaitu penghasilan biasa, portofolio dan pasif. Dan ini semakin menarik untuk dipelajari di buku Robert Kiyosaki yang kedua yaitu Rich Dad’s CASHFLOW Quadrant.

Akhirnya cara pikir saya mulai terbuka. Semenjak aset saya yang berupa barang mengalami kerusakan, pen tablet dan kamera, aset yang bisa saya bangun saat ini adalah kekayaan intelektual, yaitu otak dan cara pikir saya. Saya belajar, membaca, dan menulis. Apapun.

Di bulan September 2017 saya menerima project aplikasi untuk skripsi teman saya. Saat itu saya sedang masa genting untuk penelitian skripsi saya dan persiapan seminar nasional. Tapi saya memberanikan diri untuk menerima project tersebut. Dan hal itu mengantarkan saya ke perusahaan tempat saya bekerja sampai saat ini. Atasan saya memberi saya wawasan baru, mengenai startup, manajemen keuangan, dan saya dipinjami beberapa buku tentang bisnis dan manajemen untuk saya baca di luar jam kantor.

Saya bekerja untuk belajar. Banyak hal yang saya pelajari. Dan benar, rasanya berbeda ketika bekerja karena uang dan bekerja untuk belajar. Ketika saya bekerja karena uang, saya kerap mengeluh, beban pekerjaan saya banyak sekali, mengkhawatirkan gaji, dan mulai mencari-cari pekerjaan yang lain. Namun ketika saya bekerja untuk belajar, saya mulai bijak mengatur penghasilan saya, membuat rencana-rencana aset yang akan saya bangun, seperti aset apa yang bisa menunjang produktivitas dan hasil kerja, aset yang bisa menjadi passive income seperti royalti dari menulis buku, dan aset untuk jangka panjang agar bisa mencapai kebebasan keuangan.

Ulasan buku yang saya tulis adalah sebagian dari keseluruhan buku. Buku ini mengisahkan cara-cara Robert Kiyosaki mengelola aset, membuka cara pikir baru dengan pendidikan keuangan, menghancurkan mitos “Anda perlu memiliki penghasilan tinggi agar bisa kaya”, dapat mengajari Anda tentang uang agar memiliki masa depan keuangan yang sukses, dan masih banyak lagi.

Rich Dad Poor Dad adalah titik awal bagi siapapun yang ingin memegang kendali atas masa depan keuangan mereka -USA Today-

Silakan untuk Anda yang ingin membeli dan membaca buku tersebut atau melihat video ulasan buku tersebut di channel youtube, saya ucapkan selamat belajar ^.^

“Alasan utama orang mengalami kesulitan keuangan adalah mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah tapi tidak belajar apa-apa tentang uang. Akibatnya, orang belajar untuk bekerja demi uang.. tapi tidak pernah belajar membuat uang bekerja bagi mereka” — Robert Kiyosaki

Mei, 2018

--

--